Suatu prestasi yang luar biasa. Tanpa bantuan alat berat, mereka melibas bebatuan granit pegunungan seberat 100 kg hingga 1 ton. Kerja keras dan disiplin tinggi itu berbekal tangan kosong dan 25 pahat besi (betel). "Kami masih ingat 25 betel itu hancur dan sekarang sudah tidak bisa dipakai lagi," kenang Made Yasa.
Pengalaman mengerikan pun menghampiri Made Yasa. Ia nyaris tertimpa gelondongan batu seberat 1 ton saat bekerja di pangkung (kali mati). Sejengkal saja, batu besar yang berasal dari tebing itu hampir menggilas tubuhnya. Namun Yasa selamat, meski sedikit mengalami shock. "Saat itu saya tak mendengar suara batu menggelinding. Setelah batu itu melewati wajah saya dan jatuh ke jurang, saya masih sempat tertawa. Setelahnya baru saya gemetar ketakutan bahwa saya hampir kehilangan nyawa," ungkap Yasa yang di-ia-kan saksi mata, Gede Eddy Sukawiratha. "Kami bersyukur masih dilindungi Tuhan," ujar Eddy.
Dari kondisi awal jalan setapak selebar 1 meter, terbentanglah jalan utama sepanjang 1 km yang membelah areal perbukitan dengan lebar jalan 3 m. Selokan di bagian tepi melengkapi kondisi fisik jalan baru guna menghindari genangan air pada badan jalan dan bahaya erosi jika musim hujan tiba. Dengan struktur tanah padat, ditunjang lapisan batu gunung yang keras, ruas jalan kini sudah leluasa dilalui kendaraan. Patut dicatat, kendaraan pertama yang masuk ke Bukti Hexon adalah Jeep (CJ7) yang disetir Yunus Sugianto, Kepala Mekanik Bengkel Pak Oles saat menyambut matahari, 1 Januari 2006 di puncak Bukit Hexon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar