Senin, 07 Januari 2008

Agropolitan Praksis ala Pak Oles

Secara reflektif, ada sebuah guratan obsesi Pak Oles untuk membangun sebuah bukit di daerah terpencil dengan masyarakatnya yang lugu, miskin dan terbelakang dalam akses informasi sebagai tantangan spesifik memahat implementasi visi Membangun Desa, Membangun Bangsa.

Salah satu akar keterpurukan pembangunan di Indonesia dalam perspektif penemu Minyak Oles Bokashi ini adalah minimnya metode pengelolaan ruang kawasan sentra produksi pangan nasional dan daerah (agropolitan). Hal ini terkait erat dengan ketidakseriusan manusia Indonesia dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada, khususnya pengembangan pertanian mikro menuju pertanian makro di desa.

Agropolitan, diartikan sebagai upaya pengembangan kawasan pertanian yang tumbuh dan berkembang karena sistem dan usaha agribisnis yang berjalan. Tentu berbias pada pelayanan dan dorongan terhadap berbagai kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Sebagai pengusaha swasta yang bergerak di bidang industri pertanian, pengolahan limbah dan kesehatan, pria kelahiran Buleleng, 45 tahun silam itu memendam obsesi pemberdayaan masyarakat pedesaan yang jauh dari sentuhan program pembangunan maupun akses informasi.

Apalagi di berbagai desa di Bali, masih ditemukan banyak lahan produktif yang tidak diolah untuk berbagai kegiatan berbasis pertanian. Hal ini terjadi karena masyarakat masih menerapkan pola pertanian tradisional dan pemerintah daerah "kurang" memiliki visi membangun sentra pertanian menuju praksis kegiatan agribisnis, agroindustri dan agrowisata.

Tidak ada komentar:

Statistik Pengunjung