Senin, 07 Januari 2008

Proyek Besar Dengan Visi Besar

Pembangunan Bukit Hexon terbagi dalam tiga level. Level pertama, lahan berukuran 35 m x 15 m disiapkan untuk pembangunan kolam, taman bunga dan padang rumput. Level Kedua, lahan berukuran 38 m x 18 m siap dibangun wantilan. Senderan yang telah rampung digarap berada pada level ini. Selain wantilan, juga di level kedua, siap dibangun guest house 4 kamar, sebagai tempat bermalam para pengunjung. Level ketiga, lahan setengah oval 12 m x 15 m dibuat taman. Berbagai jenis tanaman tropis maupun subtropis pastik dan sedang dikembangkan.

Produktivitas bukit cantik itu layak dijadikan ajang pengembangan daerah, ekonomi dan sosial budaya tanpa mengesampingkan keaslian eksistensi kawasan. Menurut Made Ayu Lidyawati (44), Manager Keuangan PT Karya Pak Oles Tokcer, sejauh ini pembangunan Bukit Hexon sudah menelan dana sebesar Rp 1,6 miliar. ''Ini proyek besar, karena visinya juga besar,'' tegas ibu 2 anak lulusan BPLP Nusa Dua yang masih energik ini.

Proyek Bukit Hexon digarap selama 5 tahun dengan anggaran pembangunan ditarget Pak Oles mencapai Rp 10 miliar. Tahap awal, Pak Oles sudah menggelontorkan dana Rp 1,2 miliar untuk pembelian lahan dan pengerjaan jalan menuju Bukit Hexon. Lalu, pembangunan lintasan track 2,5 km dan tempat persembahyangan (pura) menelan biaya Rp 200 juta. Informasi pembangunan dan berbagai event di Bukit Hexon sebagai taman otomotif dan areal agrowisata pun disebar luaskan di berbagai media lokal dan nasional seperti Koran Pak Oles, Tabloid Otomotif Montorku, Bali Post, Radar Bali (Jawa Pos Group), NusaBali, Bali TV, TVRI dan Antara. "Banyak pengusaha yang tidak tahu bermain informasi. Padahal informasi yang disebarkan secara rutin kepada masyarakat akan membentuk citra dan menciptakan pasar. Dan, informasi itu tidak gratis," tegas Pak Oles yang menghabiskan biaya promosi mencapai Rp 200 juta.

Di Bukit Hexon terdapat tiga pelinggih yaitu Surya, Taksu dan Jero Gede. Pelinggih Surya dan Taksu terletak di atas puncak bukit yang dinaungi pohon beringin berusia ratusan tahun. Para pemedek (peserta) harus menyusuri jalan setapak seperti tangga berjarak sekitar 1 km. Dari puncak Bukit Hexon, pengunjung bisa menikmati panorama sebagian besar wilayah Kabupaten Buleleng, indahnya sketsa malam Kota Singaraja dan sekitar kawasan pesisir, juga potret alam di Timur pulau Jawa, Banyuwangi serta sepanjang jalur utara hingga Paiton di Situbondo. Ritual pemlaspasan tiga pelinggih dilaksanakan Jumat, 12 Mei 2006 yang dipuput Mangku Merajan Pasek Bebetin, Gede Kerta. Pemlaspasan pelinggih sebagai bentuk pembersihan lokasi plus pengukuhan linggih (tempat) bertaktanya Ida Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa.

Lahan yang dulunya kurang terawat itu kini sudah ditumbuhi jagung, wortel, kentang, paprika dan seledri. Mereka tumbuh bersama dengan pohon blantih, sembung, lengung dan pohon paku lemputu.

Seiring dengan kiprah Pak Oles di bidang otomotif, terbersit harapan tersemainya pilar-pilar industri otomotif yang lahir di desa. Warga daerah sekitar pebukitan nan subur dengan terpaan udara sejuk menebar kesegaran, ibarat gadis perawan yang belajar berdandan. Pola pikir masyarakat pedesaan di era Orba hingga kini berkiblat pada paham proyek alias industri masuk desa. Berbasis moto Membangun Desa Membangun Bangsa, Pak Oles mengusung secuil gagasan ''Gila'' disertai praktek; Industri Dimulai Dari Desa.

Terpaan angin Bukit Hexon seperti terkesiap dalam lagu harapan akan masa depan pembangunan desa yang mulai dirajut sejak kemarin dan hari ini demi menyongsong hari esok. Industri otomotif, --meski sedang menuju-- ada di Bukit Hexon.

Tidak ada komentar:

Statistik Pengunjung