Sebagai sampel, kita semua bisa beranjak dari data hasil rangkuman penelitian dari Kantor Statistik Nasional tahun 1996 dan 1999. Disebutkan, secara matematis, prosentase kelompok yang dianggap miskin kronis, --rumah tangga yang akan dianggap tetap miskin selamanya-- bertambah (bukan berkurang dan berkurang) dari 20% hingga 35%. Proporsi kelompok ini dikategorikan sangat memiliki tingkat kerentanan yang tinggi (high vulnerability) hingga miskin berlipat dari 6,8% menjadi 18,4%. Diperkirakan, total rumah tangga
Juga realita lain yang ''meng-ada'' atas nama kemiskinan, justru tak terbilang jumlahnya. Tentu semua kita belum mau merasa bosan-bosan tentang beragam program, bila enggan mengatakan proyek tentang pengentasan kemiskinan. Hampir setiap tahun, tetap saja ada program mementingkan pengentasan kemiskinan di
Pembangunan Bukit Hexon dan pemberdayaan potensi warga sekitar di mata Pak Oles bukan karena dirinya selaku pengusaha memiliki cadangan dana investasi. Tetapi visi mengikis kemiskinan dengan program pemberdayaan yang tepat. Secara santun, kapan kemiskinan bisa berlalu dari tanah tumpah darah tercinta ini? Bila belum ada jawaban yang serius dan praktis, maka benar bahwa definisi yang digariskan pemerintah terkait kemiskinan didasarkan pada indikator-indikator realitas kaum-kaum latah yang miskin secara fisik yakni dilihat dari lensa teknokrat dan utilitarian. Karenanya, didefinisikan dengan indikator-indikator yang tidak mencukupi. Buktinya, jenis tembok rumah atau lantai sebagai salah satu indikator dimaksud.
Harus diakui, indikator kemiskinan seperti itu, bisa diperoleh melalui transaksi jual beli di toko, super market, kios-kios bangunan di sekitar kita. Karena semua bahan bisa dibeli. Benarlah pernyataan Pak Oles bahwa petani di
Di lain pihak, para pejabat dan pengambil keputusan, masih menganggap dirinya sebagai dewa penyelamat petani. Mereka mencoba selamatkan nasib petani melalui bantuan dan proyek, untuk meningkatkan taraf hidup petani. Bantuan dan proyek terus mengalir setiap tahun atas nama petani dan kesejahteraan, tetapi petani tetap saja miskin. Sebaliknya pejabat dan konsultannya semakin makmur.
Tentu proyek itu tidak ingin diselesaikan segera. Artinya, KEMISKINAN petani dapat dijual dengan harga tinggi, MENJADI PROYEK-PROYEK bahkan proyek TAK BERKESUDAHAN per tahun anggaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar